b Perjuangan Abu Bakar AS Siddiq di masa Rasulullah. 1. Membebaskan kaum yang tertindas. Meskipun dia seorang bangsawan namun perhatiannya terhadap kaum yang lemah sangat tinggi. Dia menggunakan hartanya untuk membebaskan para budak yang masuk Islam dan disiksa oleh majikannya. Di antara budak yang dibebaskan oleh Abu Bakar adalah Bilal bin Rabbah. 2.
KhalifahAbu Bakar Ash Shiddik ketika menyampaikan pidato pertamanya sebagai khalifah mengemukakan hal-hal yang mencerminkan bagaimana seharusnya akhlak seorang pemimpin. Dalam pidato itu beliau mengemukakan "Wahai sekalian manusia, kalian telah sepakat memilihku sebagai khalifah untuk memimpinmu.
Artikelmakalah tentang Khulafaur Rasyidin, Kepemimpinan keempat Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib terlengkap. Kisah Abu Bakar as-Siddiq Ra merupakan salah satu yang memiliki nama aslinya sebagai Abdul Ka'bah dan menggantinya dengan Abdullah sehingga dapat melahirkan tokoh-tokoh yang sangat terhormat pada masa
Aisyah, Abu Sa'id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan : "Abu Bakar-lah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut."Allah juga berfirman : "Dan orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya, mereka itulah orangorang yang bertakwa." (az-Zumar : 33)Al-Imam adz-Dzahabi setelah membawakan ayat ini dalam kitabnya al-Kabaa`ir, beliau meriwayatkan bahwa Ja`far Shadiq berujar :"Tidak ada perselisihan lagi bahwa orang yang datang dengan membawa kebenaran adalah Rasulullah
Dikisahkandari Aisyah Ra: Bahwasanya ketika Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar sedang berada di daerah Sunh (Aliyah), Umar berdiri seraya berkata, "Rasulullah SAW tidak meninggal, Allah SWT akan membangkitkannya dan kemudian akan memotong-motong tangan dan kaki orang-orang, kemudian Abu Bakar As-Shiddiq datang maka beliau mengucapkan hamdalah dan pujian bagi Allah SWT, kemudian berseru, Amma Ba'du, barang siapa menyembah Muhammad SAW, sesungguhnya Muhammad SAW telah meninggal dan barang
1 Abu Bakar as-Siddiq (632-634 M / 11-13 H) 2. Umar bin Khattab (634-644 M / 13-23 H) 3. Usman bin Affan (644-656 M / 23-35 H) 4. Ali bin Abi Thalib (656-661 M / 35-40 H) C. Masa Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin 1. Abu Bakar Ash-Shiddiq Abu bakar adalah orang pertama yang masuk islam dari kalangan tua.
AbuBakar Ash-Shiddiq merupakan sahabat Nabi yang menjadi salah satu orang yang mendapat gelar Asabiqunal Awwalun yaitu orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Beliau juga mendapat gelar Ash-Shiddiq lantaran beliau lah orang yang membenarkan peristiwa Isra' dan Mi'raj Rasulullah.
A Pendapatan Negara di Masa Abu Bakar as-Shiddiq Analisa mengenai kebijakan Fiskal di masa Abu Bakar dapat dicermati melalui pidato perdana beliau yang sarat dengan pilar-pilar kebijakan publik (public policy). Abdur Razzaq di dalam al-Mushannaf-nya meriwayatkan isi pedato perdana Abu Bakar, beliau mengatakan, "Wahai sekalian manusia!
5C88F. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H atau tanggal 8 Juni 632 M. Saat itu, Beliau berumur 63 tahun. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan umat Islam sempat kacau. Hal itu disebabkan Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk calon penggantinya secara pasti, dua kelompok yang merasa paling berhak dicalonkan sebagai pengganti nabi Muhammad SAW adalah kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Kaum Muhajirin berpendapat bahwa merekalah yang berhak menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW. Mereka mengemukakan alasan bahwa kaum Muhajirin adalah orang-orang pertama yang menerima islam dan berjuang bersama Nabi Muhammad SAW. Untuk itu, kaum muhajirin mengusulkan Abu Bakar AshSidiq sebagai pengganti Nabi SAW. Mereka memperkuat usul itu denga kenyataan bahwa Abu Bakar Ash Shidiq adalah orang yng menggantikan Nabi SAW menjadi imam sholat ketika beliau sakit. Di pihak lain, kaum Anshar berpendapat bahwa mereka adalah yang paling tepat menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW. Mereka mengemukakan alasan bahwa islam dapat berkembang dan mengalami masa kejayaan setelah Nabi hijrah ke Madinah dan mendapat pertolongan kaum Anshar, kaum anshar kemudian mengusulkan Sa’ad bin Ubadah sebagai pengganti. Perbedaan pendapat antara dua kelompok tersebut akhirnya dapat diselesaikan secara damai setelah Umar bin Khatab mengemukakan pendapatnya. Selanjutnya, Umar menegaskan bahwa yang paling berhak memegang pimpinan sepeninggal Rosulullah orang-orang Quraisy. Alasan tersebut dapat diterima kedua belah pihak akhirnya, Umah bin Khatab membaiat Abu Bakar Ash Shidiq menjadi khalifah dan diikuti oleh Sa’ad bin Ubadah. Rumusan Masalah Bagaimana kehidupan Abu Bakar? Bagaimana pengangkatan ke khalifahan Abu Bakar? Langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar Ash Sidiq? Apa saja prestasi dan pesan Abu Bakar Ash Shidiq? Wafatnya Abu Bakar Ash Shidiq? BAB II PEMBAHASAN A. KEHIDUPAN ABU BAKAR ASH SHIDIQ 1. Silsilah Abu Bakar Ash-Shiddiq[1] 2. Biografi Abu Bakar Shiddiq Sebelum memeluk aga islam beliau bernama Abdul Ka’bah dan setelah memeluk islam namanya di ganti oleh Rosululloh SAW menjadi Abdullah ibnu Abi Quhafah At-Tamim.[2] Panggilan Abu Bakar Shidiq ini sebenarnya adalah sebagai gelar saja. “Abu” artinya bapak, “Bakar” artinya dengan segera beliau dinamai demikian karena beliau masuk Islam dengan segera, mendahului yang lain. Kemudian “Ash-Shiddiq”, artinya “yang amat membenarkan”. Karena beliau amat membenarkan berbagai pengalaman dan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW, terutama peristiwa Isra Mi’raj. Beliau lahir pada tahun 568 M sebelum hijrah, ayahnya bernama Abu Quhafah bin Amir dan ibunya bernama Salma Ummul Khair. Abu Bakar berasal dari kabilah Taim bin Murrah bin Ka’b. Abu Bakar itu tidak terbatas hanya pada kabilahnya saja seperti yang sudah kami sebutkan sebutkan, tetapi mereka memulai juga dengan menyebut namanya dan nama kedua orang tuanya. Lalu melangkah ke masa anak-anak, masa muda dan masa remaja, sampai apa yang dikerjakannya. Disebutkan bahwa namanya Abdullah Abi Quhafah, dan Abu Quhafah ini pun nama sebenarnya Usman bin Amir, dan ibunya, Ummul Khair, sebenarnya Salma bint Sakhr bin Amir. Sekalipun keluarga Abu Bakar berdiam pada bagian bawah kota Mekkah yang bernama Masfalah, bekas rumah kediamannya itu sekarang ini dijadikan sebuah mesjid kecil dan dapat dikunjungi oleh setiap orang yang menunaikan Rukun Kelima ke Tanah Suci, dan keluarga Muhammad berdiam pada bagian atas kota Mekkah yang dewasa ini dipanggilkan dengan Syiab-Ali , bekas rumah kelahiran Nabi Muahmmad itu sekarang ini dijadikan Gedung Perpustakaan dan dapat dikunjungi oleh setiap orang yang menunaikan Rukun Kelima Ke Tanah Suci, akan tetapi antara kedua anak muda itu semenjak kecilnya terikat persahabatan yang akrab. Dan ada juga yang mengatakan Abu Bakar tadinya bernama Atiq, karena dari pihak ibunya tak pernah ada anak laki-laki yang hidup. Lalu ibunya bernazar jika ia melahirkan anak laki-laki akan diberi nama Abdul Ka’bah dan akan disedekahkan kepada Ka’bah. Sesudah Abu Bakar hidup dan menjadi besar, ia diberi nama Atiq , seolah ia telah dibebaskan dari maut. Tetapi sumber-sumber itu lebih jauh menyebutkan bahwa Atiq itu bukan namanya, melainkan suatu julukan karena warna kulitnya yang putih. Sumber yang lain lagi malah menyebutkan, bahwa ketika Aisyah putrinya ditanyai; mengapa Abu Bakar diberi nama Atiq ia menjawab Rasulullah memandang kepadanya lalu katanya Ini yang dibebaskan Allah dari neraka; atau karena suatu hari Abu Bakar datang bersama sahabat-sahabatnya lalu Rasulullah berkata Barang siapa yang ingin melihat orang yang dibebaskan dari neraka lihatlah ini. 3. Perjuangan Abu Bakar Ash Shiddiq Semasa kecil Abu Bakar hidup seperti umumnya anak-anak di Mekah. Lepas masa anak-anak ke masa usia remaja ia bekerja sebagai pedagang pakaian. Usahanya ini mendapat sukses. Usaha dagangannya berkembang pesat dan dengan sendirinya ia memperoleh laba yang cukup besar. Kejujuran dan kesucian hatinya membuat ia selalu berhasil dalam berdagang. Keberhasilannya dalam perdagangan itu mungkin saja disebabkan oleh pribadi dan wataknya. Berperawakan kurus, putih, dengan sepasang bahu yang kecil dan muka lancip dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak menonjol dan urat-urat tangan yang tampak jelas, begitulah dilukiskan oleh putrinya, Aisyah Ummulmukminin.[3] Tentang pribadinya, Abu Bakar, terkenal sebagai orang yang berakhlak mulia, jujur, cerdas, cakap, kuat kemauan dan pemberani, tetapi beliau terkenal pula sebagai orang yang rendah hati pemaaf dan dermawan. Pada masa jahiliyyah, Abu Bakar adalah seorang saudagar kaya. Ia sering melakukan perjalanan perdagangan untuk menjaja barang dagangannya. Dalam pekerjaannya sebagai saudagar, ia selalu jujur sehingga banyak keuntungan yang diperolehnya karena percaya dengan timbangan yang dilakukannya. Kejujuran ini terus terbawa sampai ia masuk Islam dan selalu mendampingi Nabi Muhammad saat suka dan duka. Beliau mempunyai kekayaan yang besar sebelum dia masuk Islam, tetapi setelah ia menyatakan sebagai pengikut setia Nabi Muhammad SAW, dan ikut hijrah ke Madinah, harta kekayaannya tinggal sedikit. Hal ini disebabkan karena setiap dia melihat adanya penganiayaan seorang hamba sahaya, ia beli kemudian dibebaskannya. Oleh karena semua itu, bukan saja ia laki-laki dewasa yang pertama masuk Islam, tetapi juga orang yang paling banyak berkorban, paling teguh, di samping orang yang tenang dan patuh di antara para sahabat Nabi yang lain. Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan. Beberapa budak yang ia bebaskan antara lain Bilal bin Rabah, Abu Fukaifah, Ammar, Abu Fuhaira, Lubainah, An Nahdiah, Ummu Ubays, dan Zinnira 4. Aktifitas Dakwah Abu Bakar Shiddiq Sejak hari pertama Abu Bakar sudah bersama-sama dengan Muhammad melakukan dakwah demi agama Allah. keakraban masyarakatnya dengan dia, kesenangannya bergaul dan mendengarkan pembicaraannya. besar pengaruhnya terhadap muslimin yang mula-mula itu dalam islam itu. yang mengikuti jejak Abu bakar menerima islam ialah Usman bin Affan, abdur-Rahman bin auf, talhah bin ubaidillah, sa’ad bin abi waqqas dan zubair bin awam. sesudah mereka yang kemudian menyusul masuk islam atas ajakan abu bakar ialah abu ubaidah bin jarrah dan banyak lagi yang lain dari penduduk mekah. Adakalanya orang akan merasa heran betapa Abu Bakar tidak merasa ragu menerima Islam ketika pertama kali disampaikan Muhammad kepadanya itu. Dan karena menerimanya tanpa ragu itu kemudian Rasulullah berkata “Tak seorang pun yang pernah kuajak memeluk Islam yang tidak tersendat-sendat dengan begitu berhati-hati dan ragu, kecuali Abu Bakar bi abu Qufahah. Ia tidak menuggu-nunggu dan tidak ragu ketika kusampaikan kepadanya.” 5. Membela dan melindungi Rasulullah Ketika agama Islam yang dibawa Rasulullah belum banyak pengikutnya, masyarakat kafir Quraisy dengan segala cara menghalang-halangi dakwah yang disamaikan rasulullah. Bahkan seringkali orang-orang kafir Quraisy menggunkan cara-cara kekerasan untuk melawan Rasulullah dan pengikutnya. Abu Bakar Shidiq dipilih oleh Nabi Muhammad menjadi sahabat dalam perjalanan menuju Madinah ketika hijrah. Peran yang dimainkan Abu Bakar Siddiq ini ketika di Mekah sangat besar sekali. Di bidang materi, segala kekayaan yang dimilikinya digunakan untuk perjuangan dan kejayaan Islam, dan demi kebenaran ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar selalu mendampingi Nabi dalam saat suka dan duka. Beberapa contoh peristiwa yang memperlihatkan betapa Abu Bakar sangat membela dan melindungi Rasulullah, yakni Pengorbanan dan jasanya ketika berdakwah di Mekah besar sekali. Ia berusaha melindungi Nabi Muhammad ketika banyak orang kafir Quraisy mengejek dan menganggap Nabi Muhammad orang tak waras. Dialah yang memberikan perlindungan Nabi saat mendapat kejaran para pemuda kafir Quraisy yang berusaha mengejar Nabi waktu perjalanan ke Madinah. Pada waktu Rasulullah sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba seorang kafir quraisy yang bernama Uqbah bin abi Muaith menjerat leher rasulullah. Melihat rasulullah dalam keadaan bahaya,Abu Bakar langsung mendekati Uqbah dan membantingnya, sehingga rasulullah selamat tanpa cidera. Pada waktu peristiwa Isra’ Mi’raj orang-orang kafir quraisy menentang apa yang diceritakan oleh Rasulullah, diantara kaum Quraisy yang termasuk golongan awal yang mempercayai certa tentang Isra’ Mi’raj adalah Abu Bakar. Pada waktu menghadapi perang badar yaitu perang pertama antara kaum muslimin dengan kafir Quraisy, Abu Bakar lah yang pertama menjawab pertanyaan Rasulullah tentang kesiapan pasukan kaum muslimin. Abu Bakar menjawab siap membela islam dan Rasulullah SAW. Jawaban Abu Bakar menjadi pemicu semangat para sahabat lainnya, baik dari Anshar maupun Muhajirin.[4] Ketika berada di Madinah, Abu Bakar juga selalu mendampingi Nabi Muhammad dan berusaha membantu Nabi dalam proses penyebaran agama Islam di kalangan masyarakat Madinah, yang terdiri dari masyarakat yang beragama Yahudi, Nashrani dan penganut kepercayaan lainnya. Peran Abu Bakar ketika di Madinah ialah, beliau selalu ikut bersama Rasulullah berperang melawan kekuatan yang menentang ajaran Nabi Muhammad SAW antara lain dalam perang Badar, perang Uhud, perang Khandak, dan peperangan-peperangan lainnya pada waktu itu. Demikian setianya Abu Bakar kepada Nabi dan agama Islam, sehingga seluruh kekuatan yang dimilikinya semua dikerahkan untuk kepentingan dan kejayaan Islam. Ini tidak hanya ketika ia berada di kota Mekah, tetapi juga pada periode Madinah. jasa beliau sangat dalam upaya pengembangan ajaran Islam di kota Madinah,terlebih saat ia terpilih sebagai seorang khalifah rasyidah yang pertama, yang menggantikan kedudukan Nabi Muhammad sebagai pemimpin umat Islam. B. PENGANGKATAN ABU BAKAR MENJADI KHALIFAH 11-13 H/632-634 M Sesudah Rasulullah wafat, kaum Anshor menghendaki agar orang yang akan jadi Khalifah dipilih dari antara mereka. Dalam pada itu Ali ibnu Abi Thalib menginginkan agar beliaulah yang diangkat menjadi khalifah, berdasarkan kedudukan beliau dalam Islam, apalagi beliau adalah menantu dan karib Nabi. Tetapi bahagian terbanyak dari kaum Muslimin menghendaki Abu Bakar, maka dipilihlah beliau jadi khalifah. Orang-orangyang tadinya ragu-ragu untuk memberikan bai’ah kepada Abu Bakar, di kala golongan terbanyak dari kaum Muslimin telah membai’ahnya segera pula memberikan bai’ahnya. Sesudah Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah, beliau berpidato. Dalam pidatonya itu dijelaskan siasat pemerintahan yang akan beliau jalankan. Di bawah ini kita kutip beberapa prinsip-prinsip yang diucapkannya dalam pidatonya itu, antara lain beliau berkata “Wahai manusia! Saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik diantaramu. Maka jikalau aku menjalankan tugasku dengan baik, ikutlah aku, tetapi aku berbuat salah, maka betulkanlah! Orang yang kamu pandang kuat, saya pandang lemah, hingga aku dapat mengambil hak dari padanya, sedang orang yang kamu pandang lemah, saya pandang kuat, hingga saya dapat mengembalikan haknya kepadanya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi bila mana aku tiada menaati Allah dan Rasul-Nya kamu tak perlu menaatiku”. C. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN KHALIFAH ABU BAKAR Pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah, pada satu sisi memberikan kemudahan tersendiri bagi berlanjutnya pemerintahan negara Madinah, namun pada sisi lain munculnya penolakan orang-orang Arab, terutama orang yang baru masuk Islam untuk memberikan bai’at kepada Abu Bakar, bahkan mereka menentang Islam. Hal ini tidak mengherankan karena mereka menganggap bahwa masuknya mereka kedalam Islam disebabkan oleh perjanian yang dibuat dengan Muhammad, dan dengan kematian beliau, maka batallah perjanjian tersebut. Mereka adalah para muallaf yang belum memahami prinsip-prinsip keimanan dan ajaran Islam yang lain, disebabkan belum cukup waktu bagi nabi yang sangat tidak mungkin dapat dijangkau oleh utusan agama yang datang pada mereka. Berikut langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh khalifah Abu Bakar, yaitu 1. Menghadapi gerakan Riddah pindah agama Dapat digolongkan menjadi 3 kelompok Orang-orang murtad. Orang yang tidak mau membayar zakat. Orang yang mengaku sebagai nabi palsu. Orang yang mengaku sebagai nabi palsu diantaranya yaitu Thulaihah Al-Asadi, Musailamah Al Kadzab, dan Aswad Al ausi. Setelah peperangan antara pasukan abu Bakar dengan Thulaihah Al-Asadi menang,akhirnya Tulaihah masuk Islam kembali. Adanya orang-orang murtad ini disebabkan karena mereka belum memahami benar tentang Islam, mereka baru dalam taraf pengakuan, ataui masuk Islam karena terpaksa. Sehingga ketika Rasulullah wafat, mereka langsung kembali kepada agama semula. Karena mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagi setelah pemimpinnya, Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Di samping itu mereka tidak dapat memisahkan antara agama dan Rasul pembawanya. Maka setelah meninggalnya Rasulullah, mereka tidak terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali kepada ajaran agamanya semula. Golongan orang yang tidak mau membayar zakat, kebanyakan berasal dari kabilah yang banyak yang tinggal di kota Madinah, seperti Bani Gathfan , Bani Bakar, dan lain-lain. Mereka beranggapan bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad, dan setelah Nabi wafat, maka tidak ada lagi kewajiban untuk membayar zakat. Sedangkan orang-orang yang mengaku sebagai nabi, sudah mulai muncul pada hari-hari terakhir kehidupan Nabi Muhammad, walaupun mereka masih menyembunyikan tujuan mereka setelah Nabi Muhammad wafat, mereka semakin berani menunjukkan keinginan mereka, sebagai pengacau dan nabi-nabi palsu. Untuk mengatasi kekacauan tersebut, khalifah Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat, tindakan apa yang harus dilakukan. Akhirnya dengan kesepakatan bersama, semua golongan yang telah menyeleweng itu harus diperangi, salah satunya adalah perang Riddah, sampai mereka mau kembali kepada kebenaran. Perang Riddah perang melawan kemurtadan pun berjalan alot. Di bawah kepemimpinan Khalid ibnu Walid, akhirnya perang dapat diakhiri dengan kemenangan ditangan pemerintahan Abu Bakar. Namun akibat yang muncul adalah tewasnya banyak diantara sahabat yang hafal Al-Qur’an Qori karena keikut sertaan mereka dalam perang tersebut. Mereka adalah penghafal bagian-bagian Al-Qur’an. Melihat situasi ini, Umar merasa cemas karena mungkin makin bertambahnya para Qori yang tewas akan menghilangkan sebagian Al-Qur’an. dengan alasan inilah akhirnya Umar mengusulkan kepada Abu Bakar untuk membukukan Al-Qur’ Bakar pada mulanya tidak setuju dengan usulan tersebut, karena tidak ada otoritas dari nabi untuk membukukan Al-Qur’an, namun kemudian ia setuju dan memberikan tugas tersebut kepada Zaid bin Tsabit untuk menuliskannya. 2. Perluasan Wilayah Perilaku politik lain yang di jalankan Abu Bakar adalah melakukan ekspansi. ada dua ekspansi yang dilakukan Abu Bakar, yaitu Ekspansi ke wilayah Persia di bawah pimpinan Khalid bin Walid . Dalam ekspansi ini tahun 634 M, pasukan Islam dapat menguasai dan menaklukkan Hirah, sebuah kerajaan Arab yang loyal kepada Kisra di Persia. Daerah ini merupakan penyebaran bangsa Arab dari selatan, namun mereka dijadikan pintu masuk penyebaran islam ke wilayah di belahan timur dan utara. Ekspansi ke Romawi di bawah empat panglima perang, yaitu Ubaidah, Amr bin Ash, Yazid ibn Sufyan dan Syurahbil. Ekspansi ke wilayah Romawi yakni kerajaan Ghassaniyah, yang merupakan daerah protektorat Romawi dan menjadi benteng pertahanan dari serbuan Persia. Usaha Abu Bakar melakukan dakwah Islam itulah yang dikagumi. Barang kali ada juga orang yang berpandangan semacam dia, merasa sudah cukup puas dengan mempercayainya secara diam-diam dan tak perlu berterang-terang di depan umum agar perjalananya selamat, berjalan lancar. Dan barang kali Nabi Muhammad pun merasa cukup puas dengan sikap demikian itu dan sudah boleh dipuji. Tetapi Abu Bakar dengan menyatakan terang-terangan keislamannya itu, lalu mengajak orang kepada ajaran Allah dan Rasulullah dan meneruskan dakwahnya untuk meyakinkan kaum Muslimin yang mula-mula untuk mempercayai Muhammad dan mengikuti ajaran agamnya, inilah yang belum pernah dilakukan orang;kecuali mereka yang sudah begitu tinggi jiwanya, yang sudah sampai pada tingkat membela kebenaran. Orang demikian ini sudah berada diatas kepentingan pribadinya sehari-hari. Kita lihat, dalam membela agama, dalam berdakwahuntuk agama, segala kebesaran dan kemewahan hidup duniawinya dianggapnya kecil belaka. Dalam menjalankan dakwah itu tidak hanya berbicara saja dengan kawan-kawannya dan meyakinkan mereka, dan dalam menghibur kaum duafa dan orang-orang miskin yang disiksa dan dianiaya oleh musuh-musuh dakwah, tidak hanya dengan kedamaian jiwanya dengan sifatnya yang lemah lembut, tetapi ia menyantuni mereka dengan hartanya. Digunakannya hartanya itu untuk membela golongan lemah dan orang-orang tak punya, yang telah mendapat petunjuk Allah ke jalan yang benar, tetapi lalu dianiaya oleh musuh kebenaran itu. Tetapi abu bakar sendiri pun tidak bebas dari gangguan quraisy. sama halnya dengan Muhammad sendiri yang juga tidak lepas dari gangguan itu dengan kedudukannya yang sudah demikian rupa di kalangan kaum nya serta perlindungan bani hasyim kepadanya. setiap Abu Bakar melihat Muhammad di ganggu oleh Quraisy ia selalu siap membelanya dan mempertaruhkan nyawanya untuk melindunginya. Ibn Hisyam menceritakan,bahwa perlakuan yang paling jahat dilakukan quraisy terhadap rasulullah ialah setelah agama dan dewa-dewa mereka di cela. Khalifah abu bakar adalah panglima tertinggi dalam angkatan perang. dia yang menunjuk panglima besar dan kepala-kepala dan taktik perang banyak yang didiktekan dari madina. sungguhpun demikian khalid, panglima besarnya, kita lihat banya di beri kekuasaan dan kepercayaan. munurut sewajarnya, khalifah sendiri yang memimpin angkatan jihad ke medan perang. tetapi front dan medan pertempuran telah dua tiga dan urusan kenegaraan telah begitu berjalin, maka untuk komando umum ditunjukkan sahabat-sahabat yang ahli dalam ketentaraan. adapun shalat jama’ah dan shalat jum’at di ibu kota tetap di tangan khalifah abu bakar, karena shalat dan jum’at adalah tiang agama. Organisasi dan mekanisme pemerintahan abu bakar adalah begitu kuat dan merata. perhubungan antara pusat madinah dengan daerah sampai kepada instansi yang terendah di suku-suku kabilah rapat sekali. itu adalah juga sebagai hasil dari kemenangan abu bakar di peperangan Riddah. Hal yang demikian sangat memberikan kemungkinan kepada ’’Hukum“ untuk timbul menonjol tinggi, dan kepadanya, ’’ Kekuasaan“ untuk mengembangkan sayapnya. maka sebagai kelanjutannya dari itu, lahirlah masa baru dan zaman gemilang yaitu masa kemakmuran dan kebahagiaan hidup menuruti filsafat islam yang tersimpul di dalam ’’Baldatun taiyiban wa rabbun gafur“Negara makmur dilindungi tuhan yang pengampun. D. PRESTASI DAN PESAN ABU BAKAR Sifat yang dimiliki Abu Bakar Khalifah Abu Bakar memiliki akhlak yang mulia dan terpuji. Sifat lain yang dimilikinya antara lain kemauan dan pendiriannya kuat. Hatinya kuat mendukung Islam. Jujur dan amanah. Pemaaf dan dermawan. Percaya pada diri sendiri. Hemat. Prestasi/ jasa Abu Bakar Pada Masa Pemerintahannya. Bukankah ini merupakan salah satu keajaiban sejarah?! Dalam jangka waktu dua tahun tiga bulan bangsa-bangsa yang memberontak itu dapat kembali tenang dan menjadi bangsa bersatu yang kuat, disegani dan berwibawa, yang akhirnya malah dapat menerobos dua imperium besar yang ketika itu menguasai dunia dan menentukan arah kebudayaannya. Kedaulatan ini pula yang kemudian mengemban peradaban di dunia selama berabad-abad sesudahnya. Abu Bakar muhammd haikal husain hal 341 Jasa besar yang dilakukan oleh Abu Bakar adalah pengumpulan mushaf Al Qur’an. Lembaran tersebut banyak yang disimpan oleh para sahabat. Banyak diantara lembaran itu berupa kulit kayu, tulang belulang, dan ada juga para sahabat yang menuliskan diatas batu. Karena banyak orang yang hafal al Qur’an meninggal dunia saat peperangan maka Umar bin khatab mengusulkan kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan mushaf alQur’an. Kemudian dibntuklah panitia penghimpun mushaf al Quran yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Setelah terkumpul lalu disimpannya di rumah Hafsah binti Umar bin Khatab. Adapun jasa yang lain yang ditempuh pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah Perbaikan sosial masyarakat. Perluasan dan penyebaran agama Islam Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi. Adapun pesan-pesan yang disampaikan oleh Abu Bakar adalah sebagai berikut. Kegelapan itu ada lima perkara dan penerangnya juga ada lima perkara yaitu Cinta dunia itu kegelapan dan penerangnya adalah taqwa. Dosa itu kegelapan dan penerangnya adalah taubat. Akhirat itu kegelapan, penerangnya adalah amal soleh. Kubur itu kegelapan, penerangnya adalah kalimah La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah. Siratul Mustaqim itu kegelapan, penerangnya adalah yakin. Sesungguhnya iblis itu berdiri di hadapanmu, nafsu di sebelah kananmu, dunia di belakangmu, anggota di sekelilingmu dan Allah juga bersamamu. Iblis yang dilaknat menyuruhmu meninggalkan agama. Nafsu menyuruhmu berbuat maksiat. Keinginan hawa nafsu menyerumu ke arah syahwat. Dunia menyeru supaya memilihnya daripada Akhirat. Anggotamu menyerumu berbuat dosa. Allah menyerumu ke Syurga dan keampunan-Nya. Siapa yang menyahut seruan iblis terkeluarlah agamanya. Siapa yang menyahut seruan nafsu terkeluar rohnya roh kemanusiaan. Siapa yang menyahut seruan syahwat, terkeluar akalnya. Siapa yang menyahut seruan anggota, terkeluarlah Syurganya. Siapa yang menyahut seruan Allah, terkeluarlah kejahatannya dan memperolehi segala kebaikan. Sayidina Abu Bakar berkata Terdapat delapan perkara yang menjadi perhiasan, kepada delapan perkara Menjaga perkara yang haram. Perhiasan kepada fakir. Syukur perhiasan kepada nikmat. Sabar perhiasan kepada bala. Tawaduk perhiasan kepada kemuliaan. Berlemah lembut perhiasan kepada ilmu. Merendah diri perhiasan kepada orang yang bercakap. Meninggalkan riya perhiasan kepada kebaikan. Khusyuk perhiasan kepada sembahyang. Sesungguhnya hamba itu apabila datang ujub dengan sesuatu dari perhiasan dunia nescaya Allah memurkainya hingga dia menceraikan perhiasan itu. Moga-moga aku jadi pokok kayu dicantas kemudian dimakan. Dia berkata kepada para Sahabat Sesungguhnya aku telah mengendalikan urusan kamu, tetapi bukanlah aku ini orang yang paling baik di kalangan kamu maka tolonglah aku, kalau aku berlaku lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng betulkan aku. E. WAFATNYA ABU BAKAR Khalifah Abu Bakar ra. Meniggal dunia, senin, 23 agustus 634 M setelah lebih kurang 15 hari terbaring di tempat tidur. Dia berusia 63 tahun dan kekhalifahannya berlangsung 2 tahun 3 bulan 11 hari. Dalam masa yang singkat itu Abu Bakar telah menghadapi saat-saat yang amat penting. Dapat kita katakan bahwa pada permulaan saat-saat yang amat penting itu Abu Bakar adalah berdiri sendiri, kemudian berkat iman dan keyakinannya yang kuat, maka kaum Muslimin lekas juga menyokong dan mendukung pendapat dan buah pikirannya. Dalam keadaan yang demikian beliau dapat mengerahkan kaum muslimin menghancurkan syirik dan memberantas keragu-raguan dan waham, malah beliau dapat pula mengerahkan mereka menggulingkan singgasana Kisrah raja Persia dan Kaisar raja Romawi. Kalau ada suatu peristiwa besar yang terjadi di masa permulaan Islam, maka nama Abu Bakar selalu kelihatan dengan jelas di dalamnya. Semoga Allah yang Maha Kuasa melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada arwah telah mencerminkan seluruh nilai-nilai dan norma-norma keislaman yang tinggi dan murni. BAB III KESIMPULAN Nama Abu Bakar aslinya adalah Abdullah Ibnu Abi Quhafah at Tamimi. Di masa jahiliyah bernama Abdul Ka’bah. Abu Bakar diberi gelar Ash-Shiddiq artinya yang amat membenarkan. Diberikan gelar itu karena Abu Bakar selalu membenarkan apa yang diajarkan Rasulullah saw. Terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah merupakan hasil musyawarah antara kaum muhajirin dan Anshar. Abu Bakar menghadapi kaum riddah Orang-orang murtad. Orang yang tidak mau membayar zakat. Orang yang mengaku sebagai nabi palsu. Perilaku politik lain yang di jalankan Abu Bakar adalah melakukan ekspansi Ekspansi ke wilayah Persia di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Ekspansi ke Romawi di bawah empat panglima perang, yaitu Ubaidah, Amr bin Ash, Yazid ibn Sufyan dan Syurahbil. Jasa besar yang dilakukan oleh Abu Bakar adalah pengumpulan mushaf Al Qur’an. Khalifah Abu Bakar ra. Meniggal dunia, senin, 23 agustus 634 M setelah lebih kurang 15 hari terbaring di tempat tidur. Dia berusia 63 tahun dan kekhalifahannya berlangsung 2 tahun 3 bulan 11 hari. DAFTAR PUSTAKA Ishaq, Rusli dan Suryantara, Bahroin. 2008. Pendidikan Agama Islam Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang PT Karya Toha Putra. Tim Bina Karya Guru. 2008. Bina Sejarah Kebudayaan Islam untuk madrasah Ibtidaiyah kelas VI. Jakarta Erlangga. [1] Drs, Rusli Ishaq, dan Drs. H. Bahroin Suryantara, M, 2008, Pendidikan Agama Islam Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang PT Karya Toha Putra, Hlm 10. [2] Tim Bina Karya Guru, 2008, Bina Sejarah Kebudayaan Islam untuk madrasah Ibtidaiyah kelas VI, Jakarta Erlangga. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H atau tanggal 8 Juni 632 M. Saat itu, Beliau berumur 63 tahun. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan umat Islam sempat kacau. Hal itu disebabkan Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk calon penggantinya secara pasti, dua kelompok yang merasa paling berhak dicalonkan sebagai pengganti nabi Muhammad SAW adalah kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Kaum Muhajirin berpendapat bahwa merekalah yang berhak menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW. Mereka mengemukakan alasan bahwa kaum Muhajirin adalah orang-orang pertama yang menerima islam dan berjuang bersama Nabi Muhammad SAW. Untuk itu, kaum muhajirin mengusulkan Abu Bakar AshSidiq sebagai pengganti Nabi SAW. Mereka memperkuat usul itu denga kenyataan bahwa Abu Bakar Ash Shidiq adalah orang yng menggantikan Nabi SAW menjadi imam sholat ketika beliau sakit. Di pihak lain, kaum Anshar berpendapat bahwa mereka adalah yang paling tepat menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW. Mereka mengemukakan alasan bahwa islam dapat berkembang dan mengalami masa kejayaan setelah Nabi hijrah ke Madinah dan mendapat pertolongan kaum Anshar, kaum anshar kemudian mengusulkan Sa’ad bin Ubadah sebagai pengganti. Perbedaan pendapat antara dua kelompok tersebut akhirnya dapat diselesaikan secara damai setelah Umar bin Khatab mengemukakan pendapatnya. Selanjutnya, Umar menegaskan bahwa yang paling berhak memegang pimpinan sepeninggal Rosulullah orang-orang Quraisy. Alasan tersebut dapat diterima kedua belah pihak akhirnya, Umah bin Khatab membaiat Abu Bakar Ash Shidiq menjadi khalifah dan diikuti oleh Sa’ad bin Ubadah. Rumusan Masalah Bagaimana kehidupan Abu Bakar? Bagaimana pengangkatan ke khalifahan Abu Bakar? Langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar Ash Sidiq? Apa saja prestasi dan pesan Abu Bakar Ash Shidiq? Wafatnya Abu Bakar Ash Shidiq? BAB II PEMBAHASAN A. KEHIDUPAN ABU BAKAR ASH SHIDIQ 1. Silsilah Abu Bakar Ash-Shiddiq[1] 2. Biografi Abu Bakar Shiddiq Sebelum memeluk aga islam beliau bernama Abdul Ka’bah dan setelah memeluk islam namanya di ganti oleh Rosululloh SAW menjadi Abdullah ibnu Abi Quhafah At-Tamim.[2] Panggilan Abu Bakar Shidiq ini sebenarnya adalah sebagai gelar saja. “Abu” artinya bapak, “Bakar” artinya dengan segera beliau dinamai demikian karena beliau masuk Islam dengan segera, mendahului yang lain. Kemudian “Ash-Shiddiq”, artinya “yang amat membenarkan”. Karena beliau amat membenarkan berbagai pengalaman dan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW, terutama peristiwa Isra Mi’raj. Beliau lahir pada tahun 568 M sebelum hijrah, ayahnya bernama Abu Quhafah bin Amir dan ibunya bernama Salma Ummul Khair. Abu Bakar berasal dari kabilah Taim bin Murrah bin Ka’b. Abu Bakar itu tidak terbatas hanya pada kabilahnya saja seperti yang sudah kami sebutkan sebutkan, tetapi mereka memulai juga dengan menyebut namanya dan nama kedua orang tuanya. Lalu melangkah ke masa anak-anak, masa muda dan masa remaja, sampai apa yang dikerjakannya. Disebutkan bahwa namanya Abdullah Abi Quhafah, dan Abu Quhafah ini pun nama sebenarnya Usman bin Amir, dan ibunya, Ummul Khair, sebenarnya Salma bint Sakhr bin Amir. Sekalipun keluarga Abu Bakar berdiam pada bagian bawah kota Mekkah yang bernama Masfalah, bekas rumah kediamannya itu sekarang ini dijadikan sebuah mesjid kecil dan dapat dikunjungi oleh setiap orang yang menunaikan Rukun Kelima ke Tanah Suci, dan keluarga Muhammad berdiam pada bagian atas kota Mekkah yang dewasa ini dipanggilkan dengan Syiab-Ali , bekas rumah kelahiran Nabi Muahmmad itu sekarang ini dijadikan Gedung Perpustakaan dan dapat dikunjungi oleh setiap orang yang menunaikan Rukun Kelima Ke Tanah Suci, akan tetapi antara kedua anak muda itu semenjak kecilnya terikat persahabatan yang akrab. Dan ada juga yang mengatakan Abu Bakar tadinya bernama Atiq, karena dari pihak ibunya tak pernah ada anak laki-laki yang hidup. Lalu ibunya bernazar jika ia melahirkan anak laki-laki akan diberi nama Abdul Ka’bah dan akan disedekahkan kepada Ka’bah. Sesudah Abu Bakar hidup dan menjadi besar, ia diberi nama Atiq , seolah ia telah dibebaskan dari maut. Tetapi sumber-sumber itu lebih jauh menyebutkan bahwa Atiq itu bukan namanya, melainkan suatu julukan karena warna kulitnya yang putih. Sumber yang lain lagi malah menyebutkan, bahwa ketika Aisyah putrinya ditanyai; mengapa Abu Bakar diberi nama Atiq ia menjawab Rasulullah memandang kepadanya lalu katanya Ini yang dibebaskan Allah dari neraka; atau karena suatu hari Abu Bakar datang bersama sahabat-sahabatnya lalu Rasulullah berkata Barang siapa yang ingin melihat orang yang dibebaskan dari neraka lihatlah ini. 3. Perjuangan Abu Bakar Ash Shiddiq Semasa kecil Abu Bakar hidup seperti umumnya anak-anak di Mekah. Lepas masa anak-anak ke masa usia remaja ia bekerja sebagai pedagang pakaian. Usahanya ini mendapat sukses. Usaha dagangannya berkembang pesat dan dengan sendirinya ia memperoleh laba yang cukup besar. Kejujuran dan kesucian hatinya membuat ia selalu berhasil dalam berdagang. Keberhasilannya dalam perdagangan itu mungkin saja disebabkan oleh pribadi dan wataknya. Berperawakan kurus, putih, dengan sepasang bahu yang kecil dan muka lancip dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak menonjol dan urat-urat tangan yang tampak jelas, begitulah dilukiskan oleh putrinya, Aisyah Ummulmukminin.[3] Tentang pribadinya, Abu Bakar, terkenal sebagai orang yang berakhlak mulia, jujur, cerdas, cakap, kuat kemauan dan pemberani, tetapi beliau terkenal pula sebagai orang yang rendah hati pemaaf dan dermawan. Pada masa jahiliyyah, Abu Bakar adalah seorang saudagar kaya. Ia sering melakukan perjalanan perdagangan untuk menjaja barang dagangannya. Dalam pekerjaannya sebagai saudagar, ia selalu jujur sehingga banyak keuntungan yang diperolehnya karena percaya dengan timbangan yang dilakukannya. Kejujuran ini terus terbawa sampai ia masuk Islam dan selalu mendampingi Nabi Muhammad saat suka dan duka. Beliau mempunyai kekayaan yang besar sebelum dia masuk Islam, tetapi setelah ia menyatakan sebagai pengikut setia Nabi Muhammad SAW, dan ikut hijrah ke Madinah, harta kekayaannya tinggal sedikit. Hal ini disebabkan karena setiap dia melihat adanya penganiayaan seorang hamba sahaya, ia beli kemudian dibebaskannya. Oleh karena semua itu, bukan saja ia laki-laki dewasa yang pertama masuk Islam, tetapi juga orang yang paling banyak berkorban, paling teguh, di samping orang yang tenang dan patuh di antara para sahabat Nabi yang lain. Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan. Beberapa budak yang ia bebaskan antara lain Bilal bin Rabah, Abu Fukaifah, Ammar, Abu Fuhaira, Lubainah, An Nahdiah, Ummu Ubays, dan Zinnira 4. Aktifitas Dakwah Abu Bakar Shiddiq Sejak hari pertama Abu Bakar sudah bersama-sama dengan Muhammad melakukan dakwah demi agama Allah. keakraban masyarakatnya dengan dia, kesenangannya bergaul dan mendengarkan pembicaraannya. besar pengaruhnya terhadap muslimin yang mula-mula itu dalam islam itu. yang mengikuti jejak Abu bakar menerima islam ialah Usman bin Affan, abdur-Rahman bin auf, talhah bin ubaidillah, sa’ad bin abi waqqas dan zubair bin awam. sesudah mereka yang kemudian menyusul masuk islam atas ajakan abu bakar ialah abu ubaidah bin jarrah dan banyak lagi yang lain dari penduduk mekah. Adakalanya orang akan merasa heran betapa Abu Bakar tidak merasa ragu menerima Islam ketika pertama kali disampaikan Muhammad kepadanya itu. Dan karena menerimanya tanpa ragu itu kemudian Rasulullah berkata “Tak seorang pun yang pernah kuajak memeluk Islam yang tidak tersendat-sendat dengan begitu berhati-hati dan ragu, kecuali Abu Bakar bi abu Qufahah. Ia tidak menuggu-nunggu dan tidak ragu ketika kusampaikan kepadanya.” 5. Membela dan melindungi Rasulullah Ketika agama Islam yang dibawa Rasulullah belum banyak pengikutnya, masyarakat kafir Quraisy dengan segala cara menghalang-halangi dakwah yang disamaikan rasulullah. Bahkan seringkali orang-orang kafir Quraisy menggunkan cara-cara kekerasan untuk melawan Rasulullah dan pengikutnya. Abu Bakar Shidiq dipilih oleh Nabi Muhammad menjadi sahabat dalam perjalanan menuju Madinah ketika hijrah. Peran yang dimainkan Abu Bakar Siddiq ini ketika di Mekah sangat besar sekali. Di bidang materi, segala kekayaan yang dimilikinya digunakan untuk perjuangan dan kejayaan Islam, dan demi kebenaran ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar selalu mendampingi Nabi dalam saat suka dan duka. Beberapa contoh peristiwa yang memperlihatkan betapa Abu Bakar sangat membela dan melindungi Rasulullah, yakni Pengorbanan dan jasanya ketika berdakwah di Mekah besar sekali. Ia berusaha melindungi Nabi Muhammad ketika banyak orang kafir Quraisy mengejek dan menganggap Nabi Muhammad orang tak waras. Dialah yang memberikan perlindungan Nabi saat mendapat kejaran para pemuda kafir Quraisy yang berusaha mengejar Nabi waktu perjalanan ke Madinah. Pada waktu Rasulullah sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba seorang kafir quraisy yang bernama Uqbah bin abi Muaith menjerat leher rasulullah. Melihat rasulullah dalam keadaan bahaya,Abu Bakar langsung mendekati Uqbah dan membantingnya, sehingga rasulullah selamat tanpa cidera. Pada waktu peristiwa Isra’ Mi’raj orang-orang kafir quraisy menentang apa yang diceritakan oleh Rasulullah, diantara kaum Quraisy yang termasuk golongan awal yang mempercayai certa tentang Isra’ Mi’raj adalah Abu Bakar. Pada waktu menghadapi perang badar yaitu perang pertama antara kaum muslimin dengan kafir Quraisy, Abu Bakar lah yang pertama menjawab pertanyaan Rasulullah tentang kesiapan pasukan kaum muslimin. Abu Bakar menjawab siap membela islam dan Rasulullah SAW. Jawaban Abu Bakar menjadi pemicu semangat para sahabat lainnya, baik dari Anshar maupun Muhajirin.[4] Ketika berada di Madinah, Abu Bakar juga selalu mendampingi Nabi Muhammad dan berusaha membantu Nabi dalam proses penyebaran agama Islam di kalangan masyarakat Madinah, yang terdiri dari masyarakat yang beragama Yahudi, Nashrani dan penganut kepercayaan lainnya. Peran Abu Bakar ketika di Madinah ialah, beliau selalu ikut bersama Rasulullah berperang melawan kekuatan yang menentang ajaran Nabi Muhammad SAW antara lain dalam perang Badar, perang Uhud, perang Khandak, dan peperangan-peperangan lainnya pada waktu itu. Demikian setianya Abu Bakar kepada Nabi dan agama Islam, sehingga seluruh kekuatan yang dimilikinya semua dikerahkan untuk kepentingan dan kejayaan Islam. Ini tidak hanya ketika ia berada di kota Mekah, tetapi juga pada periode Madinah. jasa beliau sangat dalam upaya pengembangan ajaran Islam di kota Madinah,terlebih saat ia terpilih sebagai seorang khalifah rasyidah yang pertama, yang menggantikan kedudukan Nabi Muhammad sebagai pemimpin umat Islam. B. PENGANGKATAN ABU BAKAR MENJADI KHALIFAH 11-13 H/632-634 M Sesudah Rasulullah wafat, kaum Anshor menghendaki agar orang yang akan jadi Khalifah dipilih dari antara mereka. Dalam pada itu Ali ibnu Abi Thalib menginginkan agar beliaulah yang diangkat menjadi khalifah, berdasarkan kedudukan beliau dalam Islam, apalagi beliau adalah menantu dan karib Nabi. Tetapi bahagian terbanyak dari kaum Muslimin menghendaki Abu Bakar, maka dipilihlah beliau jadi khalifah. Orang-orangyang tadinya ragu-ragu untuk memberikan bai’ah kepada Abu Bakar, di kala golongan terbanyak dari kaum Muslimin telah membai’ahnya segera pula memberikan bai’ahnya. Sesudah Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah, beliau berpidato. Dalam pidatonya itu dijelaskan siasat pemerintahan yang akan beliau jalankan. Di bawah ini kita kutip beberapa prinsip-prinsip yang diucapkannya dalam pidatonya itu, antara lain beliau berkata “Wahai manusia! Saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik diantaramu. Maka jikalau aku menjalankan tugasku dengan baik, ikutlah aku, tetapi aku berbuat salah, maka betulkanlah! Orang yang kamu pandang kuat, saya pandang lemah, hingga aku dapat mengambil hak dari padanya, sedang orang yang kamu pandang lemah, saya pandang kuat, hingga saya dapat mengembalikan haknya kepadanya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi bila mana aku tiada menaati Allah dan Rasul-Nya kamu tak perlu menaatiku”. C. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN KHALIFAH ABU BAKAR Pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah, pada satu sisi memberikan kemudahan tersendiri bagi berlanjutnya pemerintahan negara Madinah, namun pada sisi lain munculnya penolakan orang-orang Arab, terutama orang yang baru masuk Islam untuk memberikan bai’at kepada Abu Bakar, bahkan mereka menentang Islam. Hal ini tidak mengherankan karena mereka menganggap bahwa masuknya mereka kedalam Islam disebabkan oleh perjanian yang dibuat dengan Muhammad, dan dengan kematian beliau, maka batallah perjanjian tersebut. Mereka adalah para muallaf yang belum memahami prinsip-prinsip keimanan dan ajaran Islam yang lain, disebabkan belum cukup waktu bagi nabi yang sangat tidak mungkin dapat dijangkau oleh utusan agama yang datang pada mereka. Berikut langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh khalifah Abu Bakar, yaitu 1. Menghadapi gerakan Riddah pindah agama Dapat digolongkan menjadi 3 kelompok Orang-orang murtad. Orang yang tidak mau membayar zakat. Orang yang mengaku sebagai nabi palsu. Orang yang mengaku sebagai nabi palsu diantaranya yaitu Thulaihah Al-Asadi, Musailamah Al Kadzab, dan Aswad Al ausi. Setelah peperangan antara pasukan abu Bakar dengan Thulaihah Al-Asadi menang,akhirnya Tulaihah masuk Islam kembali. Adanya orang-orang murtad ini disebabkan karena mereka belum memahami benar tentang Islam, mereka baru dalam taraf pengakuan, ataui masuk Islam karena terpaksa. Sehingga ketika Rasulullah wafat, mereka langsung kembali kepada agama semula. Karena mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagi setelah pemimpinnya, Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Di samping itu mereka tidak dapat memisahkan antara agama dan Rasul pembawanya. Maka setelah meninggalnya Rasulullah, mereka tidak terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali kepada ajaran agamanya semula. Golongan orang yang tidak mau membayar zakat, kebanyakan berasal dari kabilah yang banyak yang tinggal di kota Madinah, seperti Bani Gathfan , Bani Bakar, dan lain-lain. Mereka beranggapan bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad, dan setelah Nabi wafat, maka tidak ada lagi kewajiban untuk membayar zakat. Sedangkan orang-orang yang mengaku sebagai nabi, sudah mulai muncul pada hari-hari terakhir kehidupan Nabi Muhammad, walaupun mereka masih menyembunyikan tujuan mereka setelah Nabi Muhammad wafat, mereka semakin berani menunjukkan keinginan mereka, sebagai pengacau dan nabi-nabi palsu. Untuk mengatasi kekacauan tersebut, khalifah Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat, tindakan apa yang harus dilakukan. Akhirnya dengan kesepakatan bersama, semua golongan yang telah menyeleweng itu harus diperangi, salah satunya adalah perang Riddah, sampai mereka mau kembali kepada kebenaran. Perang Riddah perang melawan kemurtadan pun berjalan alot. Di bawah kepemimpinan Khalid ibnu Walid, akhirnya perang dapat diakhiri dengan kemenangan ditangan pemerintahan Abu Bakar. Namun akibat yang muncul adalah tewasnya banyak diantara sahabat yang hafal Al-Qur’an Qori karena keikut sertaan mereka dalam perang tersebut. Mereka adalah penghafal bagian-bagian Al-Qur’an. Melihat situasi ini, Umar merasa cemas karena mungkin makin bertambahnya para Qori yang tewas akan menghilangkan sebagian Al-Qur’an. dengan alasan inilah akhirnya Umar mengusulkan kepada Abu Bakar untuk membukukan Al-Qur’ Bakar pada mulanya tidak setuju dengan usulan tersebut, karena tidak ada otoritas dari nabi untuk membukukan Al-Qur’an, namun kemudian ia setuju dan memberikan tugas tersebut kepada Zaid bin Tsabit untuk menuliskannya. 2. Perluasan Wilayah Perilaku politik lain yang di jalankan Abu Bakar adalah melakukan ekspansi. ada dua ekspansi yang dilakukan Abu Bakar, yaitu Ekspansi ke wilayah Persia di bawah pimpinan Khalid bin Walid . Dalam ekspansi ini tahun 634 M, pasukan Islam dapat menguasai dan menaklukkan Hirah, sebuah kerajaan Arab yang loyal kepada Kisra di Persia. Daerah ini merupakan penyebaran bangsa Arab dari selatan, namun mereka dijadikan pintu masuk penyebaran islam ke wilayah di belahan timur dan utara. Ekspansi ke Romawi di bawah empat panglima perang, yaitu Ubaidah, Amr bin Ash, Yazid ibn Sufyan dan Syurahbil. Ekspansi ke wilayah Romawi yakni kerajaan Ghassaniyah, yang merupakan daerah protektorat Romawi dan menjadi benteng pertahanan dari serbuan Persia. Usaha Abu Bakar melakukan dakwah Islam itulah yang dikagumi. Barang kali ada juga orang yang berpandangan semacam dia, merasa sudah cukup puas dengan mempercayainya secara diam-diam dan tak perlu berterang-terang di depan umum agar perjalananya selamat, berjalan lancar. Dan barang kali Nabi Muhammad pun merasa cukup puas dengan sikap demikian itu dan sudah boleh dipuji. Tetapi Abu Bakar dengan menyatakan terang-terangan keislamannya itu, lalu mengajak orang kepada ajaran Allah dan Rasulullah dan meneruskan dakwahnya untuk meyakinkan kaum Muslimin yang mula-mula untuk mempercayai Muhammad dan mengikuti ajaran agamnya, inilah yang belum pernah dilakukan orang;kecuali mereka yang sudah begitu tinggi jiwanya, yang sudah sampai pada tingkat membela kebenaran. Orang demikian ini sudah berada diatas kepentingan pribadinya sehari-hari. Kita lihat, dalam membela agama, dalam berdakwahuntuk agama, segala kebesaran dan kemewahan hidup duniawinya dianggapnya kecil belaka. Dalam menjalankan dakwah itu tidak hanya berbicara saja dengan kawan-kawannya dan meyakinkan mereka, dan dalam menghibur kaum duafa dan orang-orang miskin yang disiksa dan dianiaya oleh musuh-musuh dakwah, tidak hanya dengan kedamaian jiwanya dengan sifatnya yang lemah lembut, tetapi ia menyantuni mereka dengan hartanya. Digunakannya hartanya itu untuk membela golongan lemah dan orang-orang tak punya, yang telah mendapat petunjuk Allah ke jalan yang benar, tetapi lalu dianiaya oleh musuh kebenaran itu. Tetapi abu bakar sendiri pun tidak bebas dari gangguan quraisy. sama halnya dengan Muhammad sendiri yang juga tidak lepas dari gangguan itu dengan kedudukannya yang sudah demikian rupa di kalangan kaum nya serta perlindungan bani hasyim kepadanya. setiap Abu Bakar melihat Muhammad di ganggu oleh Quraisy ia selalu siap membelanya dan mempertaruhkan nyawanya untuk melindunginya. Ibn Hisyam menceritakan,bahwa perlakuan yang paling jahat dilakukan quraisy terhadap rasulullah ialah setelah agama dan dewa-dewa mereka di cela. Khalifah abu bakar adalah panglima tertinggi dalam angkatan perang. dia yang menunjuk panglima besar dan kepala-kepala dan taktik perang banyak yang didiktekan dari madina. sungguhpun demikian khalid, panglima besarnya, kita lihat banya di beri kekuasaan dan kepercayaan. munurut sewajarnya, khalifah sendiri yang memimpin angkatan jihad ke medan perang. tetapi front dan medan pertempuran telah dua tiga dan urusan kenegaraan telah begitu berjalin, maka untuk komando umum ditunjukkan sahabat-sahabat yang ahli dalam ketentaraan. adapun shalat jama’ah dan shalat jum’at di ibu kota tetap di tangan khalifah abu bakar, karena shalat dan jum’at adalah tiang agama. Organisasi dan mekanisme pemerintahan abu bakar adalah begitu kuat dan merata. perhubungan antara pusat madinah dengan daerah sampai kepada instansi yang terendah di suku-suku kabilah rapat sekali. itu adalah juga sebagai hasil dari kemenangan abu bakar di peperangan Riddah. Hal yang demikian sangat memberikan kemungkinan kepada ’’Hukum“ untuk timbul menonjol tinggi, dan kepadanya, ’’ Kekuasaan“ untuk mengembangkan sayapnya. maka sebagai kelanjutannya dari itu, lahirlah masa baru dan zaman gemilang yaitu masa kemakmuran dan kebahagiaan hidup menuruti filsafat islam yang tersimpul di dalam ’’Baldatun taiyiban wa rabbun gafur“Negara makmur dilindungi tuhan yang pengampun. D. PRESTASI DAN PESAN ABU BAKAR Sifat yang dimiliki Abu Bakar Khalifah Abu Bakar memiliki akhlak yang mulia dan terpuji. Sifat lain yang dimilikinya antara lain kemauan dan pendiriannya kuat. Hatinya kuat mendukung Islam. Jujur dan amanah. Pemaaf dan dermawan. Percaya pada diri sendiri. Hemat. Prestasi/ jasa Abu Bakar Pada Masa Pemerintahannya. Bukankah ini merupakan salah satu keajaiban sejarah?! Dalam jangka waktu dua tahun tiga bulan bangsa-bangsa yang memberontak itu dapat kembali tenang dan menjadi bangsa bersatu yang kuat, disegani dan berwibawa, yang akhirnya malah dapat menerobos dua imperium besar yang ketika itu menguasai dunia dan menentukan arah kebudayaannya. Kedaulatan ini pula yang kemudian mengemban peradaban di dunia selama berabad-abad sesudahnya. Abu Bakar muhammd haikal husain hal 341 Jasa besar yang dilakukan oleh Abu Bakar adalah pengumpulan mushaf Al Qur’an. Lembaran tersebut banyak yang disimpan oleh para sahabat. Banyak diantara lembaran itu berupa kulit kayu, tulang belulang, dan ada juga para sahabat yang menuliskan diatas batu. Karena banyak orang yang hafal al Qur’an meninggal dunia saat peperangan maka Umar bin khatab mengusulkan kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan mushaf alQur’an. Kemudian dibntuklah panitia penghimpun mushaf al Quran yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Setelah terkumpul lalu disimpannya di rumah Hafsah binti Umar bin Khatab. Adapun jasa yang lain yang ditempuh pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah Perbaikan sosial masyarakat. Perluasan dan penyebaran agama Islam Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi. Adapun pesan-pesan yang disampaikan oleh Abu Bakar adalah sebagai berikut. Kegelapan itu ada lima perkara dan penerangnya juga ada lima perkara yaitu Cinta dunia itu kegelapan dan penerangnya adalah taqwa. Dosa itu kegelapan dan penerangnya adalah taubat. Akhirat itu kegelapan, penerangnya adalah amal soleh. Kubur itu kegelapan, penerangnya adalah kalimah La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah. Siratul Mustaqim itu kegelapan, penerangnya adalah yakin. Sesungguhnya iblis itu berdiri di hadapanmu, nafsu di sebelah kananmu, dunia di belakangmu, anggota di sekelilingmu dan Allah juga bersamamu. Iblis yang dilaknat menyuruhmu meninggalkan agama. Nafsu menyuruhmu berbuat maksiat. Keinginan hawa nafsu menyerumu ke arah syahwat. Dunia menyeru supaya memilihnya daripada Akhirat. Anggotamu menyerumu berbuat dosa. Allah menyerumu ke Syurga dan keampunan-Nya. Siapa yang menyahut seruan iblis terkeluarlah agamanya. Siapa yang menyahut seruan nafsu terkeluar rohnya roh kemanusiaan. Siapa yang menyahut seruan syahwat, terkeluar akalnya. Siapa yang menyahut seruan anggota, terkeluarlah Syurganya. Siapa yang menyahut seruan Allah, terkeluarlah kejahatannya dan memperolehi segala kebaikan. Sayidina Abu Bakar berkata Terdapat delapan perkara yang menjadi perhiasan, kepada delapan perkara Menjaga perkara yang haram. Perhiasan kepada fakir. Syukur perhiasan kepada nikmat. Sabar perhiasan kepada bala. Tawaduk perhiasan kepada kemuliaan. Berlemah lembut perhiasan kepada ilmu. Merendah diri perhiasan kepada orang yang bercakap. Meninggalkan riya perhiasan kepada kebaikan. Khusyuk perhiasan kepada sembahyang. Sesungguhnya hamba itu apabila datang ujub dengan sesuatu dari perhiasan dunia nescaya Allah memurkainya hingga dia menceraikan perhiasan itu. Moga-moga aku jadi pokok kayu dicantas kemudian dimakan. Dia berkata kepada para Sahabat Sesungguhnya aku telah mengendalikan urusan kamu, tetapi bukanlah aku ini orang yang paling baik di kalangan kamu maka tolonglah aku, kalau aku berlaku lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng betulkan aku. E. WAFATNYA ABU BAKAR Khalifah Abu Bakar ra. Meniggal dunia, senin, 23 agustus 634 M setelah lebih kurang 15 hari terbaring di tempat tidur. Dia berusia 63 tahun dan kekhalifahannya berlangsung 2 tahun 3 bulan 11 hari. Dalam masa yang singkat itu Abu Bakar telah menghadapi saat-saat yang amat penting. Dapat kita katakan bahwa pada permulaan saat-saat yang amat penting itu Abu Bakar adalah berdiri sendiri, kemudian berkat iman dan keyakinannya yang kuat, maka kaum Muslimin lekas juga menyokong dan mendukung pendapat dan buah pikirannya. Dalam keadaan yang demikian beliau dapat mengerahkan kaum muslimin menghancurkan syirik dan memberantas keragu-raguan dan waham, malah beliau dapat pula mengerahkan mereka menggulingkan singgasana Kisrah raja Persia dan Kaisar raja Romawi. Kalau ada suatu peristiwa besar yang terjadi di masa permulaan Islam, maka nama Abu Bakar selalu kelihatan dengan jelas di dalamnya. Semoga Allah yang Maha Kuasa melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada arwah telah mencerminkan seluruh nilai-nilai dan norma-norma keislaman yang tinggi dan murni. BAB III KESIMPULAN Nama Abu Bakar aslinya adalah Abdullah Ibnu Abi Quhafah at Tamimi. Di masa jahiliyah bernama Abdul Ka’bah. Abu Bakar diberi gelar Ash-Shiddiq artinya yang amat membenarkan. Diberikan gelar itu karena Abu Bakar selalu membenarkan apa yang diajarkan Rasulullah saw. Terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah merupakan hasil musyawarah antara kaum muhajirin dan Anshar. Abu Bakar menghadapi kaum riddah Orang-orang murtad. Orang yang tidak mau membayar zakat. Orang yang mengaku sebagai nabi palsu. Perilaku politik lain yang di jalankan Abu Bakar adalah melakukan ekspansi Ekspansi ke wilayah Persia di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Ekspansi ke Romawi di bawah empat panglima perang, yaitu Ubaidah, Amr bin Ash, Yazid ibn Sufyan dan Syurahbil. Jasa besar yang dilakukan oleh Abu Bakar adalah pengumpulan mushaf Al Qur’an. Khalifah Abu Bakar ra. Meniggal dunia, senin, 23 agustus 634 M setelah lebih kurang 15 hari terbaring di tempat tidur. Dia berusia 63 tahun dan kekhalifahannya berlangsung 2 tahun 3 bulan 11 hari. DAFTAR PUSTAKA Ishaq, Rusli dan Suryantara, Bahroin. 2008. Pendidikan Agama Islam Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang PT Karya Toha Putra. Tim Bina Karya Guru. 2008. Bina Sejarah Kebudayaan Islam untuk madrasah Ibtidaiyah kelas VI. Jakarta Erlangga. [1] Drs, Rusli Ishaq, dan Drs. H. Bahroin Suryantara, M, 2008, Pendidikan Agama Islam Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang PT Karya Toha Putra, Hlm 10. [2] Tim Bina Karya Guru, 2008, Bina Sejarah Kebudayaan Islam untuk madrasah Ibtidaiyah kelas VI, Jakarta Erlangga. [4] Drs, Rusli Ishaq, dan Drs. H. Bahroin Suryantara, MA. 2008. Pendidikan Agama Islam Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang PT Karya Toha Putra. Hlm 12-13. [4] Drs, Rusli Ishaq, dan Drs. H. Bahroin Suryantara, MA. 2008. Pendidikan Agama Islam Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang PT Karya Toha Putra. Hlm 12-13.
Imam Nawawi dalam bukunya At-Tahdzib berkata, apa yang kami sebutkan bahwa nama Abu Bakar As-Shiddiq adalah Abdullah, namanya yang benar dan masyhur. Ada juga yang menyebutkan bahwa namanya adalah Al-Atiq. Namun yang benar ialah apa yang telah disepakati oleh para ulama bahwa Atiq itu bukanlah nama dia, Atiq adalah gelarnya. Dia diberi gelar Atiq, karena dianggap lepas dari neraka. Abu Bakar termasuk sahabat yang pertama kali Selama peperangan Riddah, banyak dari penghafal Al-Qur'an yang tewas. Karena orang-orang ini merupakan penghafal bagian-bagian Al-Qur'an, Umar cemas jika bertambah lagi angka kematian itu, yang berarti beberapa bagian lagi dari Al-Qur'an akan musnah. Karena itu, menasehati Abu Bakar untuk membuat suatu "kumpulan" Al-Qur'an kemudian ia memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid ibn Tsabit karena beliau paling bagus Hafalannya. Para ahli sejarah menyebutkan bahwa pengumpulan Al-Qur'an ini termasuk salah satu jasa besar dari khalifah Abu Bakar.
Jakarta - Hari ini 1428 tahun lalu dalam kalender Islam, tepatnya 21 Jumadil Akhir tahun 13 Hijriyah, khalifah Abu Bakar As Siddiq meninggal dunia. Kepergian khalifah yang lemah lembut itu meninggalkan duka mendalam bagi para sahabat. Dia meningglakan banyak teladan. Sebelum masuk Islam dan menjadi khalifah pertama, Abu Bakar As Siddiq adalah saudagar sukses. Setelah beriman kepada Allah SWT dan Rasul-NYA, Muhammad SAW, dia rela membelanjakan seluruh hartanya demi syiar dari Oxford Bibliographies, Abu Bakar As Siddiq lahir pada 573 dan wafat pada 634 Masehi atau 21 Jumadil Akhir tahun 13 Hijriah. Dia dikuburkan di rumah Aisyah di samping makam Rasulullah SAW yang kini menjadi bagian dari Masjid Nabawi, Madinah. Ciri fisik Abu Bakar kerap dilukiskan bertubuh langsing cenderung kurus, berbahu sempit, dan berjanggut Bakar lebih muda tiga tahun dan menjadi teman terdekat nabi Muhammad SAW selama menjalankan tugas sebagai utusan Allah SWT. Nabi menyaksikan keunggulan sifat Abu Bakar As Siddiq yang selalu mengkhawatirkan keselamatannya, seperti yang diceritakan dalam Al-Qur'an surat At-Taubah Ayat تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌArab latin Illā tanṣurụhu fa qad naṣarahullāhu iż akhrajahullażīna kafarụ ṡāniyaṡnaini iż humā fil-gāri iż yaqụlu liṣāḥibihī lā taḥzan innallāha ma'anā, fa anzalallāhu sakīnatahụ 'alaihi wa ayyadahụ bijunụdil lam tarauhā wa ja'ala kalimatallażīna kafarus-suflā, wa kalimatullāhi hiyal-'ulyā, wallāhu 'azīzun ḥakīmArtinya Jikalau kamu tidak menolongnya Muhammad maka sesungguhnya Allah telah menolongnya yaitu ketika orang-orang kafir musyrikin Mekah mengeluarkannya dari Mekah sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada Muhammad dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bakar, yang wafat di umur 63 tahun, sang ayah adalah Uthman abu Quhafah sedangkan ibunya bernama Salma Umm al-Khair. Sejak muda, Abu Bakar adalah saudagar sukses yang kaya dan dihormati warga Quraisy. Abu Bakar berdagang hingga Yaman dan dikenal dengan sifatnya yang ramah dan baik sudah menerima kebenaran wahyu dari Allah SWT yang dibawa Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar tak segan menghabiskan seluruh hartanya untuk sedekah, membebaskan budak, dan membantu penyebaran Islam. Istri Abu Bakar adalah Zaynab yang dengannya dia memiliki enam orang anak yaitu Aisha, Abdullah, Asma, Abd Al-Rahman, Umm Kulthum, dan Abu Bakar sebagai As Siddiq diberikan Nabi Muhammad SAW karena karakternya yang jujur. Peran penting Abu Bakar tak hanya saat menemani Nabi Muhammad SAW berhijrah, yang makin besar saat Rasulullah berada di penghujung hidupnya. Rasulullah SAW menunjuknya sebagai pemimpin sholat bersama muslim lainnya seperti dinarasikan أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَبَا بَكْرٍ أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ فِي مَرَضِهِ فَكَانَ يُصَلِّي بِهِمْ فَوَجَدَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ خِفَّةً فَخَرَجَ وَإِذَا أَبُو بَكْرٍ يَؤُمُّ النَّاسَ فَلَمَّا رَآهُ أَبُو بَكْرٍ اسْتَأْخَرَ فَأَشَارَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَىْ كَمَا أَنْتَ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ حِذَاءَ أَبِي بَكْرٍ إِلَى جَنْبِهِ فَكَانَ أَبُو بَكْرٍ يُصَلِّي بِصَلاَةِ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلاَةِ أَبِي بَكْرٍArtinya "Rasulullah SAW memerintahkan Abu Bakar memimpin sholat saat dia sedang sakit dan Abu Bakar melakukan perintah tersebut. Kemudian Rasulullah SAW merasa lebih baik, lalu dia keluar, dan melihat Abu Bakar memimpin sholat. Ketika Abu Bakar melihat Rasulullah SAW, dia mundur, namun Rasulullah SAW menunjukkan gestur supaya tetap di tempatnya. Kemudian Rasulullah SAW berada di samping Abu Bakar. Abu Bakar mengikui sholatnya Rasulullah, dan yang lain mengikuti sholatnya Abu Bakar."Pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah pertama pada 8 Juni 632 Masehi menyelesaikan satu momen penting dalam sejarah Islam. Selepas wafatnya Nabi Muhammad SAW, kaum Muhajirin dan Anshar nyaris terpecah karena ingin pihaknya ditunjuk sebagai pemimpin Islam. Seperti ditulis dalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah atau Tarikh Ibnu Katsir, Abu Bakar tidak lantas berbesar hati dengan amanah tersebut."Saya terpilih bukan karena yang terbaik di antara kamu semua. Jika aku menyelesaikan pekerjaanku dengan baik maka ikutilah dan tolong saya. Namun jika saya menyimpang dari jalan yang benar hingga korupsi maka bawalah saya ke jalan yang benar," ujar Abu Abu Bakar yang utama selama kepemimpinannya adalah memerangi nabi palsu dalam Perang Ridda. Dia sedikitnya memerangi empat nabi palsu beserta kelompoknya. Mereka adalah Bani Asad ibn Khuzaymah yang dipimpin Tulayha ibn Khuwaylid, Bani Hanifah denhan pemimpin Musaylimah, Bani Taghlib dan Bani Tamim dengan pimpinan Sajah, serta Al-Ansi dipimpin Al-Aswad Bakarselalu mengingatkan firman Allah SWT dalam Ali Imron ayat 144. Ayat tersebut menegaskan sebagai utusan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW akan wafat sama seperti pendahulunya. Namun wafatnya Nabi tak mengindikasikan Islam berakhir atau ada utusan Allah SWT yang baruوَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَArab latin Wa mā muḥammadun illā rasụl, qad khalat ming qablihir-rusul, a fa im māta au qutilangqalabtum 'alā a'qābikum, wa may yangqalib 'alā 'aqibaihi fa lay yaḍurrallāha syai`ā, wa sayajzillāhusy-syākirīnArtinya Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang murtad? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang masa kepemimpinannya, Abu Bakar juga mulai mengumpulkan lembaran Al-Qur'an yang kelak menjadi satu mushaf lengkap di masa khalifah Utsman bin Affan. Kisah singkat Abu Bakar As Siddiq menunjukkan individu yang punya dan selalu memelihara karakter baik dan berusaha semaksimal mungkin menjalankan amanah. Ringkasan kisah Abu Bakar As Siddiq semoga bisa memberi motivasi untuk selalu jujur dan baik hati. erd/erd